Kamis, 23 Januari 2014

Kisah dan Pengalaman Penulis

     Saya Ade Rama Gay biasa dipanggil dengan rama. Kehidupan keluarga tergolong sangat sederhana. Orang tua saya berpenghasilan pas-pasan bahkan kadang kurang karena kebutuhan yang tak terduga. Ayah saya berprofesi sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara. Kakak saya mahasiswa UNPATI, Ambon. Beliau kuliah dengan biaya sendiri jadi cukup menjadi beban bagi kedua orang tua saya. Sedangkan kedua adik saya perempuan  berada di bangku SMP dan satu lagi di bangku SD.
     Saya bisa menjadi mahasiswa seperti sekarang merupakan suatu keberuntungan, apalagi di universitas negeri tentu semua orang sangat menginginkannya dan saya sangat mensyukurinya. Saya bisa menjadi mahasiswa di UNSOED karena adanya program beasiswa untuk anak yang kurang mampu dan memiliki prestasi, dan saya mendapatkan beasiswa bidik misi. Saya keterima di prodi teknik pertanian ,jurusan teknologi pertanian,fakultas pertanian UNSOED angkatan 2011.
    Saya mendapatkan info beasiswa ini dari pihak sekolah. Dan karena saya merasa berhak mendapatkan beasiswa ini dengan kriteria yang saya miliki serta menimbang dari beban orang tua dalam biaya pendidikan untuk kakak saya yang tergolong besar dan jika saya tidak mendapat beasiswa tentu akan semakin berat beban orang tua saya, akhirnya saya mencoba untuk mengambil beasiswa bidik misi ini.
     Rasa gelisah melanda saya karena saya takut pendaftaran universitas ditutup serta beasiswa yang saya ajukan ke UNSOED tidak diterima, dan akhirnya saya memutuskan untuk mencoba mendaftar di UNPATI dan hasilnya saya keterima di UNPATI fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan, jurusan kelautan. Beberapa hari kemudian pengumuman dari UNSOED mengenai  beasiswa bidikmisi keluar dan allhamdulilah saya diterima.
     Mengingat ekonomi keluarga yang pas-pasan maka saya memilih mengambil beasiswa bidikmisi. Akan tetapi keputusan saya ini tidak di dukung oleh ibu, dengan alasan UNSOED terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Dan saya mencoba untuk membujuk ibu saya agar beliau mengijinkan saya untuk kuliah ke UNSOED dengan pertimbangan biaya pendidikan tidak menjadi beban orang tua saya. Maka ibu mengijinkan saya meski rasa berat hati masih ada dalam hati ibu namun ibu mau yang terbaik untuk saya dan keluarga saya.
       Sebelum saya berangkat ke purwokerto saya melakukan komunikasi dengan teman-teman saya yang juga keterima di UNSOED untuk mempertimbangkan terkait tentang keberangkatan kami. Dan kami memutuskan untuk berangkat bersama-sama  didampingi oleh pegawai Dinas Transmigran dari daerah kami. Beliau sekaligus ingin melihat keadaan anak-anak dari daerah kami yang sebelumnya sudah berada di purwokerto.
    Setelah menempuh perjalanan selama dua hari yang cukup melelahkan akhirnya kami pun sampai di Purwokerto. Dengan rasa senang dan merasa asing karena kami dari daerah  yang jauh diri purwokerto. Namun ternyata sesampai di Asrama PMAT disana ada juga anak-anak dari berbagai provinsi. Dan mereka menjadi keluarga baru saya. Dan saya tergabung dalam Paguyuban Mahasiswa Anak Transmigran.
     Selama lebih dari satu bulan saya mengikuti kegiatan yang didakan di asrama PMAT yaitu OPAT yang merupakan kegiatan rutin tahunan untuk maba.
Susah, senang, lelah ,ceria menjadi hal yang yang  kami rasakan bersama. Saat itu kami juga sempat berjualan kue untuk menambah uang untuk pelaksanaan buka bersama dengan anak-anak yatim. Lelah rasanya utuk melakukan itu karena kami sedang melakukan puasa, kami juga terkadang berbuka puasa dijalan dengan makanan yang ada karena dagangan yang kami bawa belum habis terjual.
       Dan OPAT yang kami ikuti diakhiri dengan acara MAKRAB. Hmmmm,, senang rasanya opat telah selesai karena kami bisa melakukan kegiatan tanpa adanya paksaan dan rasa segan dalam hati. Namun OPAT juga mengajarkanku banyak sekali pelajaran yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan. Rasa saling menghargai, kebersamaan, kekeluargaan, dan tolong menolong adalah adalah tujuan dari acara OPAT tersebut.
      Setelah OPAT berakhir kamipun telah menjadi bagian dari PMAT dan kami mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para pengurus PMAT. Dan baru pertama kalinya saya mengikuti dan berkecimbung langsung dalam sebuah organisasi yang berhubungan langsung denagn masyarakat. Seperti saat saya mengikuti kegiatan bakti lingkungan di daerah cilacap. Sugguh iti menjadi pengalaman yang sangat berarti buat saya dan itu pertama kalinya aku mengikui kegiatan bakti lingkungan yang sangat besar. DAN MASIH Banyak lagi kegiatan yang saya ikuti pada saat kepengurusan itu.
       Mengenai akademik, saya sedikit kecewa dengan hasil yang saya dapatkan karena tidak sesuai denagn harapan saya. Mungkin itu terjadi karena usaha saya yang belum optimal. Namun saya tidak putus asa saya lebih rajin belajar dan merubah cara belajar saya. Dan alhamdulillah IP saya terus meningkat. Saya tidak mau pulang dengan hasil yang tidak memuaskan dan saya harus bisa pulang dengan IPK tinggi sehingga bisa menjadi bekal saya untuk mencari pekerjaan, selain itu saya juga mempunyai sebuah pandangan untuk hari esok untuk membuka sebuah usaha dibidang pertanian yang mulai saat ini saya mulai menekuni dan mengejar ilmu dibidang tersebut.
      Setelah satu tahun saya menjadi anggota PMAT saya mendaftar sebagai salah satu pengurus PMAT. Pada periode 2012-2013 saya menjadi salah satu dari staff Departement Keuangan, dimana saya harus bisa bekerja profesiona luntuk mengelola sebuah usaha yang merupakan investasi dari keuangan PMAT sendiri. Dan setelah periode itu berakhir saya kembali mencalonkan diri dalam kepengurusan periode 2013-2014 dan menjadi salah satu staff Departemen Pendidikan dan Budaya.
       Begitulah cerita dari perjuangan saya untuk bisa sampai di purwokerto dan menjadi mahasiswa di UNSOED.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kinspiratif