Senin, 21 Juli 2014

Rekayasa Iklim dan Cara Pengukurannya



Penelitian baru-baru ini mengindikasikan bahwa iklim bisa dikendalikan/direkayasa. Kondisi atmosfer bisa diakali agar mendapatkan iklim yang baik dengan cara memompakan partikel mikroskopik ke dalam lapisan stratosfer atau awan untuk mencegah sinar matahari. Hal ini akan menghilangkan pemanasan global yang disebabkan efek rumah kaca dan dapat dilakukan dalam waktu dekat ini, asalkan kita terus menerus melakukannya.
Damon Matthews dari Universitas Concordia dan Ken Calderia dari Stanford, ilmuwan di bidang iklim, melakukan serangkaian percobaan dalam rekayasa atmosfer dan simulasi iklim dan menyimpulkan bahwa kita dapat mengembalikan suhu udara mencapai level yang sama seperti sebelum masa industri, dengan cara yang cukup mudah dan biaya yang murah dalam hitungan lima tahun.
Memompakan 20 sampai 25 liter aerosol per detik untuk menjaga jumlah partikel tetap cukup dalam stratosfer akan menurunkan temperatur, dan menyebabkan karbon dioksida lebih cepat terserap dari atmosfer. Sampai saat ini yang menjadi masalah adalah apa yang terjadi jika kita berhenti sebentar, misalnya karena ada perang atau pergantian situasi politik. Jika pemompaan dihentikan, karbon dioksida akan kembali dilepaskan ke atmosfer oleh karena panas matahari, dan kita akan memiliki masalah yang lebih parah.
Paul Crutzen, seorang penerima Nobel di bidang kimia, menyatakan bahwa meskipun rekayasa iklim dapat dilakukan, bukan berarti hal tersebut harus dilakukan, ada banyak bahaya yang mengintai. “Lebih mudah jika kita mengurangi kadar CO2 yang ada sekarang ini” katanya.
Para ilmuwan masih terus melakukan penelitian akan hal ini, dan saat ini banyak pro dan kontra seputar campur tangan manusia dalam merekayasa iklim.

Sumber:
http://root.wanxp.net/index.php?option=com_content&task=view&id=649&Itemid=2

0 komentar: