MAKALAH
PENGANTAR ILMU
EKONOMI
Oleh:
Ade Rama Gay
NIM AIH011049
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “UTILITAS”
Terima kasi saya
sampaikan pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangan dan
kelebihan.
Penyajian makalah ini bertujuan
selain untuk melengkapi tugas trstruktur, juga untuk meningkatkan pengetahuan
Mahasiswa, khussnya Mahasiswi jurusan
Teknik Pertanian Universitas Jenderal Soedirman mengenain Utiltas.
Namun, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan, terutama dalam hal kelengkapan
materi.
Untuk
itu, Saran dan Kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna untuk
mencapai kesempurnaan makalah saya yang akan datang.
Purwokerto, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI
........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH ........................................................... 5
A. Utiliti (Nilai Guna)...................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 26
A. Kesimpulan .............................................................................. 26
B. Saran-saran ............................................................................... 26
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan
tentang berapa pendapatanya dalam suatu periode tertentu, misalkan satu tahun.
Dan mereka juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang barang - barang atau
jasa - jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah
bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk
mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan.
Tapi ternyata hampir tidak satupun individu atau rumah tangga yang berhasil
dalam tugasnya tersebut. Sampai pada tingkat tertentu, kegagalan tersebut
disebabkan oleh adanya keterangan - keterangan yang tidak tepat dan ada juga
alasan - alasan lain seperti pembelian - pembelian secara impulsif.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan
pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen
secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan
menyederhanakan realitas ekonomi. Disini kita akan mempelajari tentang teori
nilai guna ( utility ).
Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang
terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih
barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis
tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip
pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara
rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Disini kita juga akan
mempelajari bagaimana suatu barang bisa memmberikan kenikmatan terhadap individu
dan bagaimana barang itu akhirnya sama sekali tidak bisa memberikan kenikmatan
terhadap seseorang.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar blakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Teori Perilaku Konsumen dan Teori Nilai Guna (utility)
2.
Jenis-jenis Nilai Guna.
3. Syarat
Pemaksimuman Nilai Guna
4. Teori
Nilai Guna dan Teori Permintaan
5. Surplus
Konsumen
C.
Tujuan
Sesuai dengan judul yang disebutkan di atas, maka kami
menetapkan tujuan penulisan masalah. Adapun tujuan itu adalah sebagai berikut:
6.
Untuk mempelajari Teori Perilaku Konsumen dan Teori
Nilai Guna (utility)
7.
Untuk mempelajari Jenis-jenis Nilai Guna.
8. Untuk
mempelajari Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
9. Untuk
mempelajari Teori
Nilai Guna dan Teori Permintaan
1. Untuk
mempelajari Surplus
Konsumen
BAB II
ISI
A. Teori Perilaku Konsumen
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam
pendekatan: Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna
ordinal. Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang
diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam
pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah
laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan
kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu
kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna
(kepuasan) yang sama.
B.
Teori
Nilai Guna (utility)
Nilai
guna barang atu jasa adalah kemampuan barang dan jasa tersebut dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, maka ada kalanya suatu
barang dan jasa meningkat atau berkulang nilai gunanya bagi konsumen tergantung
dari kondisi yang dihadapi konsumen. Misalnya nilai guna karena waktu (time
utilty), nilai guna karena tempat (place utility), dan sebagainya.
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility.
Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau
utilitinya. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan
nilai guna marjinal. Nilai
guna total dapat
diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan
sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti
pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau
pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.
Hipotesis Utama Teori
Nilai Guna
Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum
nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna
yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin
sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas
barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu
apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai
guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan
bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak
secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang
mengkonsumsikannya.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan
harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus).
Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai
barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
Tabel: Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal dalam Angka
Jumlah buah mangga yang dimakan
|
Nilai guna total
|
Nilai guna marginal
|
0
|
0
|
-
|
1
|
30
|
30
|
2
|
50
|
20
|
3
|
65
|
15
|
4
|
75
|
10
|
5
|
83
|
8
|
6
|
87
|
4
|
7
|
89
|
2
|
8
|
90
|
1
|
9
|
89
|
-1
|
10
|
85
|
-4
|
11
|
78
|
-7
|
C. Jenis-jenis Nilai Guna
a.
Nilai Guna Objektif
Adalah nilai guna yang sesuai denagan kemampuan barang
dan jasa dalam memuaskan kebutuhan, tanpa dipengaruhi oleh persepsi atau selera
dari konsumen.
b.
Nilai Guna Subjektif
Adalah nilai guna yang dipengaruhi oleh anggapan atau
persepsi konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang dikonsumsinya.
c.
Nilai Guna Total
Adalah nilai guna dari total atau akumulasi kemampuan barang
dan jasa yang dikonsumsinya. Nilai guna total merupakan nilai secara
keseluruhan yang didapat konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
d.
Nilai Guna Marjinal
Nilai guna marginal adalah tambahan nilai guna karena
tambahan satu unit konsumsi barang dan jasa. Informasi mengenai nilai guna
marginal ini dapat dijadikan dasar untuk menentungkan tingkat konsumsi yang
menghasilkan kepuasan maksimum. Nialai guna semakin lama semakin berkurang,
sehingga bila tambahan konsumsi ditentukan, maka nilai guna marginal akan
menjadi negatif.
1. Nilai Guna Kardinal
Tinggi rendahnya nilai guna suatu barang tergantung pada
subjek yang memberikan penilaian. Contoh: Penggunaan Dayung
Asumsi
nilai guna kardinal:
–
Daya guna diukur dalam satuan uang
–
Daya guna marginal dari uang tetap
–
Addivitas
–
Daya guna bersifat
independen
–
Periode
Pada
dasarnya teori nilai guna kardinal mengambil pengalaman sehari-hari dari
kegiatan konsumsi.
2. Nilai Guna Ordinal
Merupkan nilai guna yang tidak dapat diukur atau dihitung besarnya
tetapi dapat diurutkan menggunakan pendekatan nilai relatif yaitu melalui order
atau rangking. Dalam menganalisis tingkat kepuasan masing-masing individu
sehubungan dengan mengkonsumsi 2 macam barang dalam rangka memaksimalkan
kepuasannya, dapat digunakan suatu kurva tak beda (indifference curve).
Gambar: Kurva Indiffference
D.
Cara
Memaksimumkan Nilai Guna
Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi
dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari
perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan,
nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari
setiap barang adalah sama.
E.
Syarat
Pemaksimuman Nilai Guna
Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah
berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan
memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan
untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna
marjinal yang sama besarnya.
F.
Teori
Nilai Guna dan Teori Permintaan
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva
permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan
bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya.
Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila
harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.
1. Efek Penggantian
Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari
barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan,
nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi
semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya
sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari
semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka
perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya
(atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami
perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang
sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik,
keadaan yang berikut berlaku:
Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah
banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya
konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A.
kedaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap barang
yang mengalami kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin sedikit.
Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa
penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan
harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu
mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna
marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka,
karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke
atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah
rendah.
2. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain,
kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah
kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi
jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan
harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan
ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari
perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek
pendapatan, lebih
memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang
menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
G.
Surplus
Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan
kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam
analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen
pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang
didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat
untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar
daripada pembayaran yang dibuat.
Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad
membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya
dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000.
jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih
murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan
Surplus Konsumen.
Contoh Tabel Konsumen yang Menikmati Mangga
Jumlah konsumsi mangga /minggu
|
Harga yang bersedia dibayar konsumen
|
Surplus konsumen jika harga mangga Rp 700/buah
|
Jumlah surplus konsumen
|
Mangga pertama
|
1700
|
1000
|
1000
|
Mangga kedua
|
1500
|
800
|
1800
|
Mangga ketiga
|
1300
|
600
|
2400
|
Mangga keempat
|
1100
|
400
|
2800
|
Mangga kelima
|
900
|
200
|
3000
|
Mangga keenam
|
700
|
0
|
3000
|
Mangga ketujuh
|
500
|
||
Mangga kedelapan
|
300
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perilaku
konsumen menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya,
dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu
sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan Perilaku Konsumen
1.
Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan
konsumen dari mengkonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga
konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
2.
Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan
konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif,
sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan
kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.
Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan
kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang
paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini,
konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia.
Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen
tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.
A.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan, baik dalam
segi penyampaian isi. Adapun saran dimaksudkan sebagai masukan untuk lebih
baiknya analisis makalah tersebut
yaitu Karena penulisan makalah ini merupakan
penulisan awal, kami berharap agar dapat dikembangkan agar diperoleh gambaran
lebih lanjut perihal alat dan mesin penanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2008. http://she2008.wordpress.com/2010/06/20/teori-tingkah-laku-konsumen-teori-nilai-guna-utility/
Sukirno,
Sadono. 2010. Mikro ekonomi
Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukwiaty
dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas
X. Jakrta: Yudistira.
0 komentar:
Posting Komentar