Selasa, 05 Mei 2015

Makalah Utilitas

MAKALAH
PENGANTAR ILMU EKONOMI




 





 











Oleh:
Ade Rama Gay
NIM AIH011049









KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “UTILITAS
            Terima kasi saya sampaikan pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangan dan kelebihan.
            Penyajian makalah ini bertujuan selain untuk melengkapi tugas trstruktur, juga untuk meningkatkan pengetahuan Mahasiswa, khussnya Mahasiswi jurusan Teknik Pertanian Universitas Jenderal Soedirman mengenain Utiltas.
            Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan, terutama dalam hal kelengkapan materi.
            Untuk itu, Saran dan Kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna untuk mencapai kesempurnaan makalah saya yang akan datang.

Purwokerto,   Maret 2015


Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB      I   PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.           Latar Belakang ............................................................................ 1
B.           Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C.           Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB    II   PEMBAHASAN MASALAH ........................................................... 5
A.     Utiliti (Nilai Guna)...................................................................... 5
BAB   III   KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 26
A.     Kesimpulan .............................................................................. 26
B.      Saran-saran ............................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan tentang berapa pendapatanya dalam suatu periode tertentu, misalkan satu tahun. Dan mereka juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang barang - barang atau jasa - jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan. Tapi ternyata hampir tidak satupun individu atau rumah tangga yang berhasil dalam tugasnya tersebut. Sampai pada tingkat tertentu, kegagalan tersebut disebabkan oleh adanya keterangan - keterangan yang tidak tepat dan ada juga alasan - alasan lain seperti pembelian - pembelian secara impulsif.
            Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan menyederhanakan realitas ekonomi. Disini kita akan mempelajari tentang teori nilai guna ( utility ).
            Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Disini kita juga akan mempelajari bagaimana suatu barang bisa memmberikan kenikmatan terhadap individu dan bagaimana barang itu akhirnya sama sekali tidak bisa memberikan kenikmatan terhadap seseorang.
B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar blakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Teori Perilaku Konsumen dan Teori Nilai Guna (utility)
2.      Jenis-jenis Nilai Guna.
3.      Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
4.      Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
5.      Surplus Konsumen

C.    Tujuan
Sesuai dengan judul yang disebutkan di atas, maka kami menetapkan tujuan penulisan masalah. Adapun tujuan itu adalah sebagai berikut:
6.      Untuk mempelajari Teori Perilaku Konsumen dan Teori Nilai Guna (utility)
7.      Untuk mempelajari Jenis-jenis Nilai Guna.
8.      Untuk mempelajari Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
9.      Untuk mempelajari Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
1.  Untuk mempelajari Surplus Konsumen
   
BAB II
ISI
A.    Teori Perilaku Konsumen
            Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan: Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.
 B.     Teori Nilai Guna (utility)

            Nilai guna barang atu jasa adalah kemampuan barang dan jasa tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, maka ada kalanya suatu barang dan jasa meningkat atau berkulang nilai gunanya bagi konsumen tergantung dari kondisi yang dihadapi konsumen. Misalnya nilai guna karena waktu (time utilty), nilai guna karena tempat (place utility), dan sebagainya.
            Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis Utama Teori Nilai Guna
            Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.
            Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Tabel: Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal dalam Angka
Jumlah buah mangga yang dimakan
Nilai guna total
Nilai guna marginal
0
0
-
1
30
30
2
50
20
3
65
15
4
75
10
5
83
8
6
87
4
7
89
2
8
90
1
9
89
-1
10
85
-4
11
78
-7


C.    Jenis-jenis Nilai Guna

a.       Nilai Guna Objektif
Adalah nilai guna yang sesuai denagan kemampuan barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan, tanpa dipengaruhi oleh persepsi atau selera dari konsumen.
b.      Nilai Guna Subjektif
Adalah nilai guna yang dipengaruhi oleh anggapan atau persepsi konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang dikonsumsinya.
c.       Nilai Guna Total
Adalah nilai guna dari total atau akumulasi kemampuan barang dan jasa yang dikonsumsinya. Nilai guna total merupakan nilai secara keseluruhan yang didapat konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
d.      Nilai Guna Marjinal
Nilai guna marginal adalah tambahan nilai guna karena tambahan satu unit konsumsi barang dan jasa. Informasi mengenai nilai guna marginal ini dapat dijadikan dasar untuk menentungkan tingkat konsumsi yang menghasilkan kepuasan maksimum. Nialai guna semakin lama semakin berkurang, sehingga bila tambahan konsumsi ditentukan, maka nilai guna marginal akan menjadi negatif.     


1.      Nilai Guna Kardinal
Tinggi rendahnya nilai guna suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian. Contoh: Penggunaan Dayung
Asumsi nilai guna kardinal:
      Daya guna diukur dalam satuan uang
      Daya guna marginal dari uang tetap
      Addivitas
     Daya guna bersifat independen
     Periode
            Pada dasarnya teori nilai guna kardinal mengambil pengalaman sehari-hari dari kegiatan konsumsi.
Description: C:\Users\ASRI\Pictures\MP Navigator EX\2013_03_20\IMG_0005.jpg
2.      Nilai Guna Ordinal

Merupkan nilai guna yang  tidak dapat diukur atau dihitung besarnya tetapi dapat diurutkan menggunakan pendekatan nilai relatif yaitu melalui order atau rangking. Dalam menganalisis tingkat kepuasan masing-masing individu sehubungan dengan mengkonsumsi 2 macam barang dalam rangka memaksimalkan kepuasannya, dapat digunakan suatu kurva tak beda (indifference curve).

Description: C:\Users\ASRI\Pictures\MP Navigator EX\2013_03_20\IMG_0002.jpg
Gambar: Kurva Indiffference

D.    Cara Memaksimumkan Nilai Guna
            Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.

E.     Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
            Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

F.     Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
            Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.
1.      Efek Penggantian
            Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku:
            Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A. kedaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin sedikit.
            Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.

2.      Efek Pendapatan
            Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

G.    Surplus Konsumen
            Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.
Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.


Contoh Tabel Konsumen yang Menikmati Mangga
Jumlah konsumsi mangga /minggu
Harga yang bersedia dibayar konsumen
Surplus konsumen jika harga mangga Rp 700/buah
Jumlah surplus konsumen
Mangga pertama
1700
1000
1000
Mangga kedua
1500
800
1800
Mangga ketiga
1300
600
2400
Mangga keempat
1100
400
2800
Mangga kelima
900
200
3000
Mangga keenam
700
0
3000
Mangga ketujuh
500
Mangga kedelapan
300






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Perilaku konsumen menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan Perilaku Konsumen
1.        Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
2.        Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.
            Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.

A.    Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan, baik dalam segi penyampaian isi. Adapun saran dimaksudkan sebagai masukan untuk lebih baiknya analisis makalah tersebut yaitu Karena penulisan makalah ini merupakan penulisan awal, kami berharap agar dapat dikembangkan agar diperoleh gambaran lebih lanjut perihal alat dan mesin penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. http://she2008.wordpress.com/2010/06/20/teori-tingkah-laku-konsumen-teori-nilai-guna-utility/
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukwiaty dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakrta: Yudistira.


0 komentar: